Aksi Nyata Modul 3.3. Pengelolaan Program Berdampak Pada Murid
GeLiBuy Basarda
(Gerakan Literasi BudaYa SDN 2 Banjurpasar)
Oleh:
Reni Ulviyani
Fasilitator: Suhartutik, M. Pd.
Pendamping Praktik: Bambang Cahyono, S.Pd., M. Pd.
A. PERISTIWA (FACTS)
1. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa menjadikan kaya akan bahasa, budaya, adat, serta kebiasaan ataupun kepercayaan. Selain itu, sebagai bagian dari globalisasi, tentunya Indonesia juga mendapatkan pengaruh budaya dari mancanegara sebagai dampak adanya hubungan internasional dengan berbagai negara di belahan dunia. Hal tersebut berakibat pada keragaman budaya yang sudah ada menjadi semakin kompleks dengan masuknya pengaruh global.
Menurut Firman Hadiansyah, dkk (2017: 3) literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas. Literasi budaya merupakan tanggung jawab warga negara sebagai bagian dari kecakapan abad ke-21. Oleh karena itu, kegiatan literasi ini tidak hanya mengembangkan budaya nasional saja, akan tetapi juga upaya dalam membangun identitas bangsa Indonesia di tengah situasi global.
2. Alasan Melaksanakan Aksi
Budaya Indonesia yang sangat beragam menjadikan ciri khas sebagai wujud identitas yang patut dilestarikan agar tetap menjadi jati diri bangsa. Akan tetapi, sekarang ini keberadaannya di dalam masyarakat dapat dikatakan tergerus oleh zaman modern. Apalagi efek pandemi yang menjadikan murid lebih dominan bermain gaget. Ketika pergaulan di dalam lingkungan masyarakat saja, anak-anak lebih cenderung tertarik dengan game online daripada bermain permainan lainnya. Hal tersebut menjadikan tantangan tersendiri untuk dapat menumbuhkan minat anak agar mengenal budaya lokal. Sehingga diharapkan melalui program GeLiBuy Basarda ini maka akan tumbuh minat anak untuk mau mempelajari budaya sehingga dapat melestarikannya agar tetap menjadi kekayaan bangsa.
3. Aksi Nyata
a. Konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Sekolah
Pada tahapan ini CGP menyampaikan ide program “GeLiBuy Basarda” kepada kepala sekolah. Program ini dirasa penting karena pada masa PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) ini dirasa murid belum optimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Efek pandemi, murid menjadi lebih cenderung terpengaruh pada permainan gadget. Sehingga melalui program ini diharapkan dapat menumbuhkan minat murid untuk mau mempelajari budaya lokal dan harapannya mereka dapat melestarikan budaya yang ada sebagai jati diri bangsa. Selain itu, murid menjadi tidak begitu bergantung pada permainan gadget sehingga semangat belajar meningkat.
b. Sosialisasi, koordinasi, serta kolaborasi dengan rekan sejawat.
Berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, maka CGP melakukan kegiatan sosialiasi sekaligus koordinasi kepada rekan sejawat saat rapat sekolah pada tanggal 16 Oktober 2021. Rekan sejawat memberikan respon positif dan sangat mendukung ide program yang akan dilaksanakan. Mereka berharap GeLiBuy Basarda nantinya akan menjadi program berkelanjutan yang menjadi unggulan sekolah. Pada moment ini sekaligus membicarakan detail kegiatan program serta pembagian petugas dan penunjukan narasumber.
c. Koordinasi dan kolaborasi dengan kepala sekolah serta narasumber.
Pada kegiatan ini, CGP melakukan koordinasi dan berkolaborasi dengan kepala sekolah juga narasumber yaitu dalang Ki Setyo Budi selaku pemilik sanggar Among Setyo Budoyo Banjurpasar. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan waktu serta teknis pelaksanaan GeLiBuy Basarda yaitu tanggal 28 Oktober 2021 yang akan mengangkat tema “Wayang Sebagai Budaya Adiluhung Bangsa.”
d. Jalannya Program GeLiBuy Basarda.
Program ini dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1) Tembang dolanan.
Murid diperkenalkan lagu-lagu tradisonal Jawa Tengah beserta maknanya. Lagu tersebut antara lain berjudul Cublak-Cublak Suweng dan Jamuran. Ternyata murid baru mengenal lagu tersebut dan mereka sangat terlihat antusias mempelajarinya.
2) Permainan tradisional.
Adapun permainan tradisional yang diperkenalkan diantaranya adalah cublak-cublak suweng, jamuran, egrang bambu, egrang batok, gudril, suramanda, gapyak, gatheng, dan congklak. Permainan-permainan ini dikenalkan kepada murid secara bertahap sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
Setelah mereka mengenal beberapa permainan tradisional tersebut maka sekolah mengadakan berbagai perlombaan untuk lebih memotivasi murid dalam mempelajari budaya.
3) Wayang.
Pada literasi budaya yang mengangkat tema “Wayang Sebagai Budaya Adiluhung Bangsa” murid mendapatkan informasi asal muasal wayang, diperkenalkan tokoh-tokoh dalam pewayangan beserta karakternya, suluk, pembuatan wayang dari berbagai bahan, serta adanya kegiatan lomba mewarnai wayang.
Kegiatan ini mendapat sambutan luar biasa dari berbagai pihak, diantaranya Korwil Buluspesantren yang juga menginstruksikan kepada sekolah untuk mengirim utusan sebagai peserta, hadirnya dalang cilik Nararya Damar Ruci Ardiansyah (SDIT Logaritma Karanganyar, Kebumen) sebagai binaan sanggar yang telah meraih berbagai kejuaraan, pengarajin wayang dari berbagai bahan (kardus, karton, dan kulit) yaitu Ki Edi Warseno dari Kuwayuhan Kebumen, Ki Cahyo Dipuro (Bambang Cahyono) selaku pendamping praktik CGP yang juga merupakan budayawan asal Kebumen dan utamanya adalah kehadiran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen (Drs. Asep Nurdiana, M. Si) selaku dewan penasehat sanggar Among Setyo Budoyo.
Setelah murid mendapatkan kesempatan belajar bersama dalang Ki Setyo Budi diharapkan mereka dapat membuat produk wayang dari bahan kertas karton/ pun kardus dengan menggunakan pewarna yang mereka pilih.
e. Refleksi dan evaluasi program.
Pada evaluasi program dilaksanakan setelah berlangsungnya kegiatan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang ada sehingga dapat memperbaiki pada kegiatan berikutnya.
B. PERASAAN (FEELINGS)
Perasaan yang dirasakan CGP pada pelaksanaan aksi nyata program sekolah yang berdampak pada murid “GeLiBuy Basarda” adalah sebagai berikut:
1. CGP merasa antusias karena mendapatkan kesempatan untuk dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dari modul yang telah dipelajari.
2. Senang karena dapat menjalin kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat serta tokoh budayawan di lingkungan Banjurpasar demi suksesnya program.
3. CGP merasa bangga karena program “GeLiBuy Basarda” mendapatkan respon positif dari berbagai pihak seperti Korwil Buluspesantren dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen.
4. Merasa senang karena dalam pelaksanaan program murid merasa bahagia dapat mengetahui budaya lokal sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya.
C. PEMBELAJARAN (FINDINGS)
Banyak pembelajaran yang diperoleh CGP melalui kegiatan aksi nyata ini diantaranya:
1. CGP dapat menjalin kolaborasi dengan rekan sejawat dalam mencapai tujuan program “GeLiBuy Basarda”.
2. Dapat menjalin kerjasama dengan tokoh budayawan di lingkungan Banjurpasar.
3. CGP mendapat pengetahuan dalam dunia perwayangan sebagai budaya asli Indonesia.
4. CGP dapat menerapkan perannya yaitu menggerakkan komunitas pratisi CIKA Basarda.
5. Murid sudah seharusnya mengetahui budaya lokal sebagai upaya melestarikan kebudayaan Indonesia.
D. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari aksi nyata, kedepan CGP akan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Menjalin kolaborasi dengan rekan sejawat demi mencapai tujuan suatu program.
2. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait dalam menyukseskan tujuan program yang hendak dicapai.
3. Memaksimalkan aset seoptimal agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berdampak pada murid.
4. Rencana perbaikan program “GeLiBuy Basarda” di tahapan berikutnya diantaranya:
a. Memaksimalkan koordinasi antara CGP, rekan sejawat, serta berbagai pihak terkait.
b. Berkomitmen untuk dapat melaksanakan program “GeLiBuy Basarda” secara konsisten dan berkesinambungan sebagai program unggulan sekolah.
E. DOKUMENTASI KEGIATAN
Berikut ini beberapa video yang merupakan dokumentasi pada program "GeLiBuy Basarda".
Komentar
Posting Komentar