Koneksi Antar Materi Modul 3.1.
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
(oleh Reni Ulviyani CGP
Angkatan 2 Kab. Kebumen, Jawa Tengah)
Fasilitator : Suhartutik, M. Pd.
Pendamping Praktik : Bambang Cahyono, S. Sn, M. Pd.
Menurut
Bapak pendidikan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah memberikan tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus
menerapkan sistem among (menuntun) agar dapat mendorong tumbuh kembang potensi
siswa. Selain itu, guru juga harus berpedoman pada Pratap Triloka Ki Hadjar
Dewantara yaitu dengan “Ing ngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya di depan
memberikan teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, dan di belakang
memberikan dukungan.
Pratap
triloka tersebut berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Ing ngarsa sung tuladha memberikan
pengaruh besar terhadap peran guru sebagai teladan. Seorang CGP hendaknya
menjadi teladan dalam menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Untuk itu sebagai pemimpin pembelajaran (guru) sudah sepantasnya
untuk dapat menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan dianalisis dengan 9 langkah
pengambilan keputusan. Guru perlu melakukan langkah-langkah tersebut sehingga
dapat menentukan keputusan yang tepat, arif, dan bijaksana, serta berpihak pada
siswa tentunya.
Ing madya mangun karsa mengingatkan kita bahwa sebagai guru harus mampu
membangun motivasi baik bagi diri sendiri maupun orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat. Berdasarkan nilai ini, seorang CGP hendaklah
terus bersemangat untuk terus bergerak dan menggerakkan orang lain untuk
berkolaborasi mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa.
Tut wuri handayani memberikan
pengaruh besar bagi CGP dalam pengambilan keputusan. Seorang CGP sudah selayaknya
mendukung dalam proses pengambilan
keputusan yang tepat dengan memberikan sumbangsih berupa ide, gagasan, ataupun
masukan. Selain itu juga bisa memberikan opsi trilemma berupa ide kreatif dalam
pengambilan keputusan.
Ø Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai
positif yang telah tertanam pada dirinya. Nilai-nilai tersebut yang akan
membimbing dan mendorong seorang pendidik untuk dapat mengambil keputusan yang
benar juga tepat. Nilai-nilai tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif, serta berpihak pada murid. Melalui nilai itulah yang dapat menuntun
kita dalam mengambil keputusan.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran
tentu pernah mengalami dilema etika atau bujukan moral pada sebuah keputusan
yang diambil saat menangani kasus murid atau rekan sejawat di komunitas
sekolah, dengan mempertimbangan nilai benar vs benar (situasi yang terjadi
ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan diamana dua pilihan itu
secara moral benar tetapi bertentangan) dan benar vs salah (seseorang membuat
keputusan antara benar atau salah). Ketika kita menghadapi
situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebijakan yang mendasari dan
bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan sehingga nilai-nilai dan
prinsip dalam diri sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Keputusan
tepat yang diambil tersebut merupakan nilai-nilai positif yang dipegang teguh
dan dijalani oleh kita.
Ø Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah
dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Dalam
pengujian pegambilan keputusan, coaching menjadi
salah satu proses yang dilakukan oleh guru agar dapat mengambil keputusan yang
tepat dan efektif dalam menggali potensi siswa. Coaching membantu guru dalam menuntun siswa agar mendapatkan
kemerdekan belajar dengan cara mengeksplorasi potensi yang dimiliki oleh siswa
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Peran
pendamping juga fasilitator selama proses pembelajaran merupakan hal baik bagi
CGP agar dapat menggali potensi diri dalam melakukan pengambilan dan pengujian
keputusan yang tepat. Melalui diskusi dua arah tersebut, pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan baik. Pengambilan keputusan yang tepat dengan risiko
sekecil-kecilnya dapat tercapai melalui coaching.
Dalam
pengambilan keputusan, bimbingan dalam bentuk coaching sangatlah membantu. Peran pendamping juga fasilitator
tentunya dapat menggali potensi dalam diri kita sehingga dapat melakukan
pengambilan keputusan yang tepat.
Ø Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik.
Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah
moral dan etika berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut oleh seorang
pendidik. Moral dan etika merupakan satu kesatuan nilai yang dianut seorang
pendidik. Penyelesaian suatu kasus tentang moral dan etika merupakan langkah
awal bagi pendidik untuk mengenali nilai-nilai dalam dirinya. Melalui
pembahasan studi kasus tersebut, pendidik dapat sekaligus mengeksplorasi
nilai-nilai lainnya dalam diri antara lain peduli dan tanggung jawab. Kedua
nilai ini akan memberikan kemudahan bagi guru untuk membedakan bujukan moral
dan dilema etika.
Seorang pendidik harus mengidentifikasi terlebih
dahulu bahwa kasus yang sedang diselesaikan tergolong pada benar vs benar atau
benar vs salah. Jika studi kasus yang dianalisis adalah benar vs benar, maka
pendidik harus menetapkan langkah pengambilan keputusan. Hal ini karena bisa
dipastikan kasus tersebut termasuk dilema etika. Sedangkan apabila kasus
tersebut benar vs salah berarti kasus tersebut merupakan bujukan moral. Dalam
hal ini, pendidik harus memiliki nilai ketegasan dalam mengambil keputusan.
Ø Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan
suatu keputusan tentunya akan berdampak pada semua pihak. Sebagai pemimpin
pembelajaran, seorang guru hendaknya berpegang teguh pada prioritas terbaik
bagi semua pihak. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk memutuskan solusi
pemecahannya sehingga membutuhkan upaya yang sistematis lagi matang. Seorang
pendidik harus menyusun perencanaan dalam pengambilan keputusan yang detail
untuk selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan paradigma, prinsip, serta 9
langkah pengujian pengambilan keputusan.
Sudah
selayaknya seorang pendidik memilih keputusan berdasarkan analisis yang tepat.
Apabila saat melalui tahap akhir (refleksi) dirasa masih kurang tepat, guru
bisa saja mengubah keputusan yang akan diambilnya. Selain itu juga bisa menerapkan
opsi trilemma yang merupakan cara lain yang lebih kreatif dan belum terpikirkan
sebelumnya.
Jika
keputusan yang diambil sudah tepat, maka ekosistem sekolah akan kondusif dan
nyaman bagi semua pihak. Hal ini karena tidak adanya konflik dan perbedaan
pandangan terhadap solusi yang diambil terhadap suatu masalah sehingga tidak
akan menimbulkan gejolak dari berbagai pihak karena semua pihak sudah menerima
satu smaa lain.
Ø Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan
Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Melakukan
suatu perubahan membutuhkan suatu proses yang panjang dan tentu tidaklah mudah.
Berikut ini beberapa kesulitan CGP di lapangan dalam pengambilan keputusan
terhadap kasus-kasus dilema etika:
1. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman merupakan
salah satu kesulitan pribadi yang senantiasa muncul dalam diri saya.
2. Kurang cermat dalam menganalisis dan mengidentifikasi
suatu permasalahan mulai.
3. Perbedaan sudut pandang setiap orang dalam mengambil
suatu keputusan yang menyebabkan sulitnya mendapat kesepakatan solusi yang
terbaik.
4. Khawatir jika keputusan yang diambil tidak memuaskan
banyak pihak sehingga menimbulkan ketidak nyamanan ekosistem suatu lingkungan.
Kesulitan tersebut tentu akan
memberikan pengaruh terhadap perubahan paradigma yang sedang berkembang dan
dipegang oleh pihak terkait yang ada di institusi tempat saya bekerja.
Ø Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan
keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita?
Pengambilan
keputusan tentu sangatlah berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekan
murid. Hal tersebut dapat terlihat pada proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu dalam menentukan
diferensiasi yang akan diterapkan. Keputusan yang diambil merupakan suatu
proses menuntun murid untuk merdeka dan berkembang serta tumbuh sesuai kodrat
alam dan kodrat zamannya serta keputusan yang berkaitan dengan pengembangan proses
pembelajaran yang berpihak pada murid.
Pengambilan
keputusan bukan hanya terjadi pada tingkatan kelas, namun juga pada pengambilan
kebijakan sekolah. Pihak sekolah juga harus mempertimbnagkan dengan matang
dalam setiap menentukan kebijakan terkait pengambilan keputusan tentang
jalannya ekosistem sekolah Beberapa pertimbangan dapat diambil sebelum
menentukan suatu keputusan. CGP dapat memberikan pertimbangan pada pihak
sekolah terutama berkaitan dengan kebijakan yang menyangkut kepentingan terbaik
bagi siswa dalam rangka mewujudkan merdeka belajar.
Ø Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Adanya
hubungan yang erat antara keputusan sekarang dan masa depan murid. Keputusan
yang tepat akan berdampak pada perubahan murid pada masa depannya. Masa depan
siswa akan tercipta dari tangan seorang pendidik yang peduli, kreatif, dan
inovatif. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga potensi yang
mereka tunjukkan juga berbeda pula. Disinilah seorang pendidik dalam mengambil
keputusan menjalani perannya.
Keputusan
yang diambil pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dapat menyelesaikan
permasalahan siswa dalam menentukan langkah mereka selanjutnya. Jika keputusan
yang diambil tepat, maka mereka akan menjadi pribadi yang tangguh, matang, juga
mandiri. Namun, apabila keputusan yang diambil kurang tepat, maka sebaliknya
mereka akan menjadi pribadi yang kurang sesuai dengan harapan. Untuk itulah
sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya cermat, teliti, serta santun dalam
menentukan suatu keputusan.
Ø Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik
dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Setelah mempelajari materi pada modul 3.1., kita harus cermat
dalam mengambil keputusan. Karena keputusan yang akan kita ambil akan berdampak
pada masa depan siswa. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan segala
keputusan yang akan diambil dengan cermat dan penuh perhitungan.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah awal yang
akan diambil oleh pendidik sebagai pemimpin pembelajaran. Selain itu, sebagai
pemimpin pembelajaranpun haruslah mampu membangun hubungan yang sinergis untuk
dapat menciptakan kondisi yang nyaman untuk dapat berkolaborasi dengan berbagai
pihak untuk dapat mewujudkan merdeka belajar.
Salam dan bahagia
Sangat menginspirasi 👍
BalasHapus